Senin, 26 Oktober 2020

Kunci Sukses Rasulullah SAW dalam Berdakwah



Moderator: Hj. Iin Ufairoh, M.Pd.I.
Penceramah : H. Yayat Kardiat, MM

Kunci Sukses Rasulullah SAW dalam Berdakwah


Pada bulan Rabi'ul Awwal 1442 H, umat Islam diingatkan kembali pada peristiwa kelahiran Rasulullah SAW atau "maulidunnabiy" pada empat belas abad yang lalu.

Peristiwa tersebut memiliki arti tersendiri di hati umat Islam, karena sosok Rasulullah SAW sangat mulia dengan akhlak dan kepribadian yang luhur.  Siti Aisyah, istri Rasulullah pernah ditanya tentang akhlaknya. Beliau menjawab bahwa  khuluquhu al-quran akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Quran.

Karena kepribadiannya tersebut, Rasulullah SAW berhasil menjadi pemimpin dunia yang sukses dan berpengaruh. Michael H. Hart, seorang Amerika ahli astronomi yang bekerja di NASA, menempatkan Muhammad SAW pada urutan pertama dalam buku yang ditulisnya berjudul "100 Tokoh Paling Berpengaruh Di Dunia", sekalipun penempatan tersebut masih menyisakan perdebatan dan polemik di kalangan para ahli.

Keberhasilan Rasulullah SAW dalam berdakwah, dakui banyak kalangan. Hanya dengan waktu singkat selama 23 tahun, Rasulullah sukses menyebarkan agama Islam  ke seantoro penjuru dunia, termasuk ajarannya telah sampai kepada kita. Berbeda halnya dengan nabi-nabi sebelumnya, misalnya Nabi Nuh AS, yang nonstop 24 jam menyebarkan agamanya dalam kurun waktu 850 tahun, namun pengikutnya hanya kurang lebih 80 orang.

Apa yang menyebabkan ajaran Nabi Muhammad begitu banyak diikuti manusia, sehingga di dalam Al-qur'an Surat An-Nasr disebut afwajan artinya umat manusia berbondong bondong atau banyak sekali yang masuk Islam? Itu bukan karena di amang amang, di iming iming dan di omong omong, akan tetapi paling tidak karena ada alasan berupa lima kunci sukses yang tercermin dari keberhasilan Rasulullah menjadi pemimpin dan sosok yang paling berpengaruh di dunia ini.

  1. Sejak kecil Rasulullah sudah ditempa dengan berbagai keprihatinan dan kesedihan. Saat-saat awal dari kelahirannya beliau sudah ditinggal wafat oleh orang-orang terdekat yang menyayanginya, diantaranya Abdullah, ayahandanya yang sudah wafat sejak beliau dilahirkan. Begitu lahir, ia tidak pernah melihat wajah ayahnya. Dalam usia 8 tahun sudah di tinggal oleh ibunya. Keprihatinan-keprihatinan inilah yang menempa dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai pribadi yang kuat dan tahan akan berbagai macam cobaan. Di kemudian hari pada masa penyampaian dakwah banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi Rasulullah, terutama dari keluarga sendiri yaitu pamannya, tetapi beliau tetap tangguh walau badai menghadang.
  2. Dalam melakukan dakwah dan ajakan kepada manusia, Rasulullah selalu mengedepankan akhlak yang mulia. Beliau sendiri bersabda, innama bu'istu li utamimma makaarimal akhlaq "Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia". Bahkan Allah memuji dalam al-Quran "wainnaka la'ala khuluqin adzim," dan sungguhnya engkau memiliki perangai yang agung (Al-Qalam: 4). Ada sebuah pepatah: Pisang mas dibawa berlayar, masak satu dalam peti, hutang emas bisa di bayar, hutang budi di bawa mati. Begitulah kira-kira ungkapan yang pantas untuk menggambarkan seseorang yang berbudi mulia, sampai mati pun kebaikan akhlaknya selalu dikenang.
  3. Antara ucapan dan sikap tidak ada perbedaan. Rasusullah dalam menerapkan hukum tidak pernah membeda-bedakan antara dirinya, keluarganya maupun masyarakatnya. Di hadapan hukum semua orang sama saja, tidak dibeda-bedakan hanya karena perbedaan status sosial. Beliau pernah menyatakan apabila putrinya Fatimah terlibat dalam pencurian agar ditegakkan hukum atasnya, yaitu potong tangan. Jadi antara yang diucapkan Rasul dan sikapnya tetap konsisten. Beliau bersabda: ana awwalu maa amartukum bih artinya saya yang memerintah dan saya pula yang mengerjakan apa yang saya perintah.
  4. Rasulullah mempunyai 4 sahabat yang memiliki karakter dan potensi berbeda yaitu Abu Bakar Siddiq sebagai sosok kiyai diplomatik yang bisa mempersatukan ulama, merangkul bersatu dalam perbedaan, berbeda jalan tapi satu tujuan. Umar bin Khattab sebagai imam atau jenderal yang mencitai rakyatnya dan rakyat mencintai pimpinannya. Usman bin Afan sebagai santri ekonom yang berhasil menjadi saudagar kaya raya dan kekayaanya  di berikan untuk perjuangan Islam, dan Ali bin Abi Thalib sebagai sosok pemuda intelek yang bisa membedakan yang haq dan batil. Ke empat sahabat dengan karakter masing-masing tersebut disatukan dan dirangkul dalam balutan kasih sayang beliau, sehingga saling melengkapi satu sama lain untuk membangun sebuah kesepahaman dan kebersamaan membangun kekuatan dalam berdakwah. Ada juga yang mengilustrasikan bahwa Abu Bakar merupakan sosok kharismatik yang disegani dan memiliki kemampuan diplomatik. Umar bin Khattab memiliki ketegasan dalam bertindak dan kemampuan menyusun startegi layaknya seorang panglima militer. Sementara Usman bin Affan memiliki kemampuan pengelolaan ekonomi yang baik. Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai pemuda tangguh yang pintar dan intelek.
  5. Rasulullah selalu bersungguh-sungguh dalam melalukakn aktivitas ibadah baik pada siang hari, lebih-lebih pada malam hari. Sekalipun sudah mendapat jaminan masuk surga, namun beliau tetap menjalankan ibadah, bahkan sampai kakinya bengkak-bengkak. Rasulullah ditanya oleh istrinya sayidah Aisyah tentang aktivitas ibadah-nya tersebut, beliau menjawab dengan senyum, apala uhibbu an akuuna abdan syakuro "Tidakkah menyukai  aku menjadi seorang hamba yang pandai bersyukur?".
Demikianlah intisari materi yang disampaikan oleh Kepala Penyelenggara Syariah, H. Yayat Kardiat, MM pada pengajian rutin ASN Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, Senin 26 Oktober 2020 di Aula Kantor. Sayang terlontar komentar dari jamaah, kenapa tidak ada sesi tanya jawab, karena pertemuan ini mirip dengan tayangan yang ada di TV yaitu acaranya Mamah Dedeh dan Aa Abdel. Dalam pengajian ini ada Mamah Iin dan Aa Yayat, "Curhaaatttt dooong maaaahhhhhhh........... Ach jadi malu aku yang nulisnya", demikian kata Aa Yayat.

Diakhir tausiyah, H. Yayat Kardiat, MM mengajak seluruh ASN yang hadir pada pengajian tersebut untuk sweet memori sewaktu kecil, saat-saat bersekolah agama di Madrasah Diniyah, dengan melantunkan bersama-sama Nadzom Kangjeng Nabi seperti dibagikan pada WAG Matahifa oleh Pa Anwar Yasin. Berikut petikannya:

Nabi urang  saréréa, 
Kangjeng Nabi anu mulya,
Muhammad jenenganana,
Arab Kurés nya bangsana.

Ramana Gusti Abdullah,
Ibuna Siti Aminah,
dibabarkeunna di Mekah,
wengi Senén taun Gajah.

Robiul awal bulanna,
tanggal ka-dua belasna,
April bulan maséhina,
tanggal kadua-puluhna.

Ari bilangan taunna,
lima ratus cariosna,
tujuh puluh panambihna,
sareng sahiji punjulna.

Siti Aminah misaur,
waktos babarna kacatur,
ningal cahaya mani ngempur,
di bumina hurung mancur.

Parangina Kangjeng Nabi,
jatnika pinuh ku puji,
pinter tur gedé kawani,
sabar nyaah ka sasami.

Keur opat taun yuswana,
diberesihan manahna,
nabi dibeulah dadana,
malaikat nu meulahna.

Jibril kadua réncangna
Mikail jenenganana,
ngeusikeun kana manahna,
elmu hikmah sapinuhna.

Tuluy dada Kanjeng Nabi,
gancang dirapetkeun deui,
sarta teu ngaraos nyeri,
dicap ku Hotami Nabi.

................... 


Semoga Bermanfaat. (ds) 


Tidak ada komentar: