Senin, 23 November 2020

Pembinaan Keagamaan di Kantor Kementeriaan Agama Kabupaten Tasikmalaya

Penceramah: Drs. Asep Saepul Millah, M.Pd.*)
Moderator: Hj. Nenden Solihat*)

Topik: Surat Al-Quraisy 

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (۱) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (٢) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (٣) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (٤)

Artinya:
(1) Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (2) (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. (3) Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). (4) Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.


Surat Al-Quraisy terdiri dari 4 ayat merupakan surat ke-106. Surat ini termasuk golongan surat-surat Makkiyyah yang diturunkan setelah surat at-Tiin. Nama “Quraisy” diambil dari “Quraisy” yang disebut pada ayat pertama, yang berarti suku Quraisy. Suku Quraisy adalah suku yang mendapat kehormatan untuk memelihara Ka’bah.

Surat Quraisy terkait orang-orang Quraisy. Mereka diingatkan akan nikmat-nikmat Allah. Salah satunya adalah nikmat keamanan, yang pada surat sebelumnya, yaitu Al-Fiil diterangkan kebinasaan pasukan bergajah yang hendak menyerbu Makkah untuk menghancurkan Ka’bah. Sedangkan dari segi turunnya, surat al-Quraisy diturunkan setelah surat at-Tiin yang salah satu isinya menerangkan tentang negeri yang aman yaitu Makkah. Dengan rasa aman itu, orang-orang Quraisy bisa menjalankan kebiasaan mereka berupa bepergian pada musim dingin dan musim panas. Mereka pada musim dingin pergi ke negeri Yaman dan pada musim panas ke negeri Syam dalam setiap tahunnya. Mereka bepergian dengan tujuan untuk berniaga yang keuntungannya digunakan untuk keperluan hidup  di Makkah dan untuk berkhidmat kepada Baitullah yang merupakan kebanggaan mereka. Surat ini mengingatkan nikmat Allah lainnya berupa kesejahteraan ekonomi dalam bentuk pangan.

Kandungan ayat untuk direnungi

  • Dalam ayat pertama disebutkan kata "iilaa" yang artinya kebiasaan. Kebiasaan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan. Seseorang mungkin sebelumnya terlihat biasa-biasa saja, tetapi karena kebiasaan, di kemudian hari ia menjadi orang yang luar biasa. Untuk menjadi bisa seseorang harus melakukan pembiasaan dan membiasakan diri, sehingga ada peribahasa “alah bisa karena biasa”, artinya apabila suatu pekerjaan telah terbiasa dilakukan, maka tidak terasa lagi kesukarannya atau sudah memiliki pengalaman praktek yang lebih baik.
  • Untuk mencapai kesuksesan, seseorang hendaklah mampu melakukan perubahan, pergerakan dan inovasi dalam dirinya. Orang-orang Quraisy untuk mencari kemakmuran dalam perdagangan, mereka selalu melakukan "rihlah" atau perjalanan, yang merupakan perwujudan dari semangat perubahan. Mereka mampu memanfaatkan momentum atau kesempatan-kesempatan untuk meraih kesejahteraan tersebut dengan memanfaatkan waktu-waktu pada musim dingin (syitaa), dan musim panas (shaif) untuk berniaga. Demikian halnya dengan seseorang yang hendak mencapai kesuksesan, ia harus mampu mengelola kesempatan-kesempatan dengan baik.
  • Seseorang juga agar senantiasa mampu menjaga kecerdasan spiritual (spiritual equation) dengan selalu memelihara hubungan harmonis dengan Tuhan melalui ketaatan dan ibadah yang intens kepada-Nya. Dalam ayat disebut dengan kata-kata “fal ya’buduu”. Buah dari kecerdasan spiritual ini akhirnya diharapkan mampu melahirkan rasa empati dan kepedulian sosial (ath’amahum) serta mampu memberikan kenyamanan kepada sesama dan lingkungan (wa aamanahum min khauf), sebagaimana Allah telah memberikan anugerah kenikmatan kepada kaum Quraisy dan keamanan dalam berniaga.
_________________
*) Pengawas Madrasah

Tidak ada komentar: